
Penulis: Alfadhira Ridho Rosadi
Mahasiswa Magang di BAPPELITBANGDA Kota Bekasi
(Prodi Ekonomi Pembangunan Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi)
Para pegiat UMKM saat ini masih dianggap pedagang kelas rendahan, karena produk yang dijajakan tidak berkelas. Berbagai kendala pun sering dihadapi terutama dalam hal akses pemasaran, permodalan, dan manajemen usaha. Selain itu, persaingan yang ketat dengan pengusaha pemilik modal besar. Padahal UMKM sebagai garda terdepan ketahanan ekonomi. Pegiat UMKM perlu ruang untuk berusaha yang nyaman.
BEKASI. IBM News15. SETIAP hari Jumat, suasana Taman Rusa di Kompleks Kantor Pemerintah Kota Bekasi tampak lebih hidup. Tenda-tenda berwarna cerah berjejer rapi, dipenuhi aneka makanan, minuman, dan produk lokal lainnya. Inilah “Jumat Jajan, Jumat Berkah” sebuah kegiatan bazar yang kini menjadi agenda rutin Pemerintah Kota Bekasi untuk mendukung para pelaku usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Walikota Bekasi, Tri Adhianto sedang Berkunjung ke Lapak UMKM di Taman Kota
Pada saat mengunjungi salah satu pegiat UMKM yang ambil bagian dalam bazar, Walikota berkesempatan berbincang-bincang memberikan motivasi dan apresiasi kepada pegiat UMKM. ’’Mulailah dari hal-hal kecil, kalau tidak dimulai dari sekarang akan dimulai kapan lagi? Semangat dan sukses terus bagi anak-anak muda jadikan ini sebagai pembelajaran untuk selalu berusaha’’ ungkap Walikota.
Sosok sederhana ini memberikan motivasi besar bagi para pelaku usaha kecil, karena mereka merasa diperhatikan dan pemerintah daerah. Hal ini semakin menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci dalam mewujudkan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Suasana Lapak UMKM di Taman Kota yang tertata rapi
Penulis sebagai mahasiswa yang sedang magang di BAPPELITBANGDA (Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah) Kota Bekasi, berkesempatan menyaksikan langsung pelaksanaan bazar ini dan memahami bagaimana program seperti ini masuk ke dalam perencanaan pembangunan daerah.
Bazar ini bukan sekadar ajang jual beli. Lebih dari itu, menjadi sarana pemberdayaan ekonomi lokal. Para pelaku UMKM diberi ruang untuk mempromosikan produknya, sekaligus mendapat pendampingan seputar legalitas usaha, pengemasan produk, hingga cara menggunakan platform digital untuk menjual barang. Pemerintah bahkan menggandeng mitra seperti Tokopedia dan GoFood untuk membantu mereka go digital.

Mahasiswi IBM Bekasi yang sedang Magang berkesempatan Membersamai Kegiatan Walikota Bekasi, Tri Adhianto di Lapak UMKM di Taman Kota
Melalui kegiatan ini, bahwa pembangunan tidak melulu soal proyek fisik atau anggaran besar. Kegiatan sederhana seperti bazar ternyata dapat berdampak luas terhadap meningkatnya pendapatan UMKM, mempererat interaksi sosial, hingga mempercantik fungsi taman kota sebagai ruang publik produktif. Sebagai mahasiswa, terlibat dalam proses ini memberikan pengalaman yang sangat berharga.
Penulis tidak hanya melihat bagaimana kebijakan dirumuskan, tapi juga bagaimana kebijakan itu benar-benar “hidup” dan bermanfaat di lapangan. Pengalaman ini memperkuat pemahaman Penulis bahwa perencanaan pembangunan yang baik adalah yang melibatkan masyarakat secara aktif dan memberi dampak langsung bagi peningkatan ekonomi lokal.

Semangat Pegiat UMKM di Taman Kota dalam Menajajakan Aneka Produknya
Tidak hanya dari sisi program, perhatian pemerintah daerah juga terlihat nyata. Walikota Bekasi, Tri Adhianto, kerap hadir langsung di tengah-tengah kegiatan bazar ini. Kehadirannya bukan sekadar seremonial, melainkan sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pelaku UMKM. Dalam beberapa kesempatan, Walikota Bekasi menyempatkan waktu untuk berbincang dengan para penjual, memberikan semangat, bahkan membeli langsung produk yang ditawarkan.
Selain itu, antusiasme juga datang dari para pegawai negeri sipil serta aparatur Pemerintah Kota Bekasi yang turut meramaikan bazar dengan membeli berbagai produk UMKM. Partisipasi aktif dari para ASN ini menjadikan suasana Taman Rusa semakin semarak, menciptakan ekosistem ekonomi kecil yang hidup dan dinamis di lingkungan pemerintahan. Hal ini semakin menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci dalam mewujudkan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Aneka Jajanan di Lapak UMKM di Taman Kota diserbu Pembeli
Harapan dari kegiatan ini ke depannya ialah dapat terus diperluas jangkauannya dan dikembangkan secara berkelanjutan, karena pembangunan yang berdampak nyata tidak selalu dimulai dari hal-hal besar, melainkan dari langkah-langkah kecil yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Dengan konsistensi dan dukungan berbagai pihak, inisiatif seperti ini menjadi pondasi penting dalam menciptakan perubahan yang inklusif, partisipatif, dan berorientasi pada kesejahteraan bersama.
#Salam Literasi, Indonesia Berkarya!
#Jiwa Muda, Semangat Berkarya!
Editor: Yoni Haris Setiawan